Aku berdiri
didepan sosok mayat dengan bercucuran air mata. Tak sanggup kubayangkan orang
yang kukagumi telah pergi meninggalkanku
sendiri. Ia yang selalu kubenci kini telah berpulang, aku termangu.” Apakah
yang sebenarnya terjadi?” Pikirku. Kini saat ia telah masuk dalam ruang sempit
bersama tanah dan segala makhluk kecil aku menangis. Air mata tak kuasa
membendung mataku hingga bengkak. Kini aku sendiri, seorang lelaki berbadan
besar menghampiriku. “Siapa dia? Apa dia suruhan ayahku?” Batinku bicara. Ia memberikan
aku sebuah surat “surat wasiat-kah” batiku menebak, tak kusangka ayah yang
begitu angkuh dan pelit itu masih memikirkanku saat ia tak ada. Aku kembali
menangis, saat secarik kertas keluar dari sebuah amplop putih aku kembali
mengeluarkan air mata membahana kubaca dengan sendu tak kuasa melihat isinya.
Bertuliskan huruf besar disana yang membuatku semakin pilu akan ayahku “SURAT HUTANG, KINI RUMAH ANDA KAMI SITA”
difollow back yaa blog saya
BalasHapushttp://inggitarch.blogspot.com/
bisa tukaran template lucu ^^
thx
ok ^^
BalasHapus