Selasa, 13 Desember 2011

"Kepercayaan??"



Kepercayaan??

Air mataku terasa asin
Penuh kekecewaan
Penuh rasa ketakutan
                Hanya karena sebuah janji aku menangis
Hanya karena kebohongan air mataku menetes
Sakit,dan perih tak pernah hilang
Kepercayaan dan kepedulian yang tidak adil bagiku
Karna kebodohanku atau apa??
Aku tak tau mengapa aku percaya,
Kini aku kecewa
Kepedulianku kepercayaanku,.
Dihempasnya dengan kata dan sikap perbuatannya
                Kepercayaan,.
                Dan kepedulian yang kini kuminta
                Aku tak akan pernah berhenti percaya

Suatu saat pasti,
Kepedulian dan kepercayaanku akan terbalas
Mungkin dengan cinta dan kasihnya
“sahabat”






Senin, 12 Desember 2011

“Cinta monyet”







“Cinta monyet”

Aku menyayanginya
Meski tampak semu bagiku
Memikirkannya membuat aku meluap
                Cinta monyetku
                Tak kusangka,
Aku yang mengaguminya
Telah tertarik oleh kepolosan cinta’
Aku mencoba melepasnya
Karena aku merasa dia bukan milikku
Dia tak menyukaiku
                Tak terpikir olehku,.
                Atas cinya yang tabu bagiku
                Aku melepasnya dan mulai mengaguminya
                Secara diam-diam aku selipkan cintaku padanya
Kalbuku mulai terusik
Aku tersedu
Binary mataku tak tampak lagi
Senyumannya menghilang
Aku mengecewakanya
                Ya,.dia marah padaku
                Cinta yang dulu kulepas
                Cinta yang kuagungkan dulu,.
Telah rusak oleh ku,
Oleh kesalahanku
Aku menyesalm
Ia yang kini mencintaiku
Tak sadar kutolak mentah
Hanya karena cinta monyet
                Kini aku percaya pada cintaku
                Cinta palsu,ataukah cinta semu?
                Semua penuh kekecewaan dan rasa sesal
Aku harap ia tau kebenaranya
Kuharap ia mengerti perasaanku
Ku harap ia mendapat cinta yang ia mau
Ku harap keluguannya membuat semua tau bahwa ia adalah favorit segala pujangga wanita
Dan kuharap semua harapankudapat terwujud dalam kisah nyatanya

Untuk orang yang kukagumi

“cinta monyetku yang lalu”





 

Minggu, 11 Desember 2011

"mentari kesukaanku"





Mentariku

Aku terlelap di bangku taman
Sinar matahari mulai mencuat ke binar mataku
Lama setelah aku duduk menyendiri
Matahari  telah membangunkanku
                Panas teriknya membasahi seluruh jiwa dan kalbuku
                Terasa panas menyentuh kulitku yang menghitam
                Terasa menyayat dada yang tak tegar
                Dan mulai terhenti saat angin menyapa
                Dan bulir hujan mulai perlahan berjatuhan
Ia tetap berdiri tegak meski mataku beralih memandang ke atas
Bunga matahari..
Ia tersenyum lembut tepat kearahku
Ia tetap tersenyum saat aku kesal melihat senyumanya
Dan ia hanya tersenyum saat aku terjatuh
Hanya senyumannya yang ada
Hingga aku meneteskan bulir air mata bersama hujan
                Aku terdiam, dan ia menyapa
                Bunga matahari,
                Aku bertanya padanya dengan emosi
Mengapa kau hanya tersenyum
Aku benci, marah saat melihatmu
Aku tersedu dan mencoba tersenyum kepadanya
                Tegar kuat dan kokoh
                Apapun keadaan dan situasi yang kau temui
Kau berikan senyuman yang bercahaya bagai kilau sang surya
Aku iri,.
Aku sangat iri padamu bunga matahari
Yang kini sontak mulai layu
Aku ingin sepertinya…
Wahai bunga,.
Kini ia tiada dan aku mulai kesepian,.
Mentari??dimana??
Dimana ia,?aku rindu akan sosoknya
Mentari datang, muncul dari balik awan
Ia menyapa dan mulai mengubur bunga manisku
                Waktu berjalan lambat,.
                Ia mulai menghilang dari gumpalan tanah kebun rumahku
                Mati pun ia menyapaku dengan senyuman terakhirnya
Aku merindunya,.
Bunga matahariku yang malang
Yang di telan kegelapan siang dan malam
Tak lamaku kenang mentariku,.
Mentari muncul dari kematian dengan wajah bayi yang suci
Dan aku tak lagi sendiri
Mentariku yang penuh arti datang kembali
dengan perlahan kuteteskan air mata dalam pipi
 

Sadarkah akan kepedulianya



Apa yang kau lihat saat menatap keatas??
Langit,..
Tau kah kau, ada yang memandangmu penuh senyum
Tidak kah kau lihat, dia melambaikan tangan
Jadi, apa yang kau lihat?
Tau kah jika engkau diperhatikan
Dari kasih sayang dan kepercayaan darinya
Apa kau tidak melihatnya?
Jadi ap yang kau lihat
Kau hanya menatap kebawah
Dan berburuk sangka atas perbuatanya
Berubahlah,
Tataplah dia, berikan senyuman manismu
Berikan dia kepercayaan seperti dia mempercayaimu
Dan sadarilah, Ia Peduli.