Rabu, 10 Desember 2014

LANDASAN KEPENDIDIKAN


A.     PENDAHULUAN
Banyak tulisan yang menyebutkan bahwa kehadiran pendidikan di dunia ini sejak adanya manusia di dunia ini pula. Untuk mempertahankan dan terutama untuk mengembangkan hidupnya makhluk hidup memerlukan juga bantuan individu lain, meskipun ada juga jenis makhluk hidup yang sejak lahir harus dapat bertahan dan berkembang sendiri. Kenyataan menunjukkan bahwa tuntutan hidup bagi manusia merupakan tuntutan yang paling berat dan semakin berat seiring dengan perkembangan dan kemajuan taraf hidupnya.
Dengan melihat pola hidup manusia yang sekarang masih bertaraf sederhana, meskipun tidak sama persis, pendidikan hanya dilakukan oleh orang tua untuk anaknya sendiri, dalam bentuk yang sangat sederhana, dan hanya sekedar membantu anak mempersiapkan diri menghadapi tuntutan hidup yang relative sederhana juga, semakin lama berkembang samai taraf dewasa ini yang pendidikan menjadi sesuatu yang rumit dan harus dipikirkan dan dirancang sematang-matangnya.
Pada mulanya pendidikan hanya merupakan kegiatan praktis, namun sejalan dengan tahap hidup manusia yang memasuki era pemikiran ilmiah, pendidikan mulai juga menjadi salah satu sasaran ilmu pengetahuan. Pendidikan berkembang menjadi :
1.       Ilmu yang bersifat teoritik
2.       Ilmu yang bersifat terapan

Upaya pengembangan konsep-konsep baru dalam pendidikan terhambat, oleh:
1.       Masalah dana
2.       Kebijakan pengambil keputusan di bidang pendidikan
Hambatan juga terjadi karena paradigm berfikir perencanaan dan pelaksanaan pendidikan. Hal ini antara lain di sebabkan oleh kurang pekanya pemikir dan pengambil kebijakan terhadap isu-isu baru yang terkait dengan pendidikan misalnya perkembangan politik, social, ekonomi, ilmu pengetahuan teknologi, seni dan sebagainya.

B. MANUSIA PERLU DIDIDIK
Ada beberapa asumsi yang memungkinkan manusia itu perlu mendapatkan pendidikan
1.       Manusia lahir dalam keadaan tidak berdaya,untuk dapat melangsungkan kehidupanyah,sejak lahir manusia memerlukan uluran tangan orang lain.
2.       Manusia lahir tidak langsung dewasa tapi memerlukan banyak proses untuk mencapai dewasa yang menjadi tujuan pendidikan (memerlukan waktu yang relatif panjang) Pada manusia Primitive  mungkin prosesnya akan lebih pendek dari pada manusia modern,manusia primitive cukup dengan mencapai kedewasaan secara konvensional,yaitu bilah dimana seseorang sudah memiliki ketrampilan untuk hidup,khususnya untuk hidup berkeluarga,misalnya seperti berburu,bercocok tanam atau sudah mengenal nilai dan norma hidup bermasyarakat,sudah bisa dikatakan dewasa.dari segi usia,usia 12-15 manusia primitive sudah dapat berkeluarga,tapi manusia modern tuntutan lebih kompleks lagi,sesuai dengan kompleksnya ilmu pengetahuan,teknologi,dan sistem nilai.dan selebuhnya pada manusia modern  segala ilmu akan terus di wariskan turun temurun.
3.       Manusia pada hakikatnya adalah makluk sosial ia tidak akan menjadi manusia seandainya ia tidak dapat hidup bersama dengan manusia lain.

C.     Pendidikan Sebagai Suatu Proses Transformasi Nilai
Dalam arti luas pendidikan yaitu suatu proses untuk mengembangkan semua aspek kepribadian manusia,yang mencakup pengetauhannya,nilai serta sikap dan keterampilannya.pendidikan bertujuan untuk mencapai kepribadian individu yang lebih baik. Nilai-nilai yang akan di transformasikan itu mencakup nilai-nilai religi,nilai-nilai kebudayaan,nilai pengetahuan,dan teknologi,serta nilai keterampilan
Syarat proses transformasi berjalan lancar
·         Adanya hubungan edukatif
·         Adanya Metode pendidikan yang sesuai
·         Adanya sarana dan perlengkapan pendidikan
·         Adanya suasana yang memadai

1.       Tujuan pendidikan
Suatu gambaran dari falsafah atau pandangan hidup manusia,baik secara perorangan maupun secara kelompok,seperti yng di kemukakan UNESCO
·         Otonomi yang berarti memberi kesadaran,pengetahuan,dan kemampuan kepada individu maupun kelompok
·         Equity (keadilan) yang berarti bahwa tujuan pendidikan tersebut harus memberikan kesempatan kepada seluruh warga masyarakat untuk berpartisipasi dalam kehidupan budaya dan memberinya pendidikan dasar yang sama
·         Survival berarti dengan pendidikan akan menjamin pewarisan kebudayaan dari satu generasi ke generasi berikutnya

Secara umum bebera[pa indicator dari manusia dewasa
1.       Manusia yang mendiri
2.       Bertanggung jawab
3.       Telah mampu memahami norma-norma serta moral dalam kehidupan

2.       Pendidikan Berlangsung Sepanjang Hayat
Selama manusia berusaha untuk meningkatkan kehidupannya,baik untuk meningkatkan pengetahuannya atau keterampilannya ,secara sadar atau tidak sadar ,maka selama itulah pendidikan sebetulnya berjalan terus.dan proses pendidikan akan berlangsung dalam lembaga-lembaga pendidikan seperti ; keluarga,agama,sekolah,organisasi pemuda dan pramuka dan media masa.(sunsarno 1997:29)

D.     Ilmu Pendidikan Sebagai Ilmu Normatif
 Menurut sistem  Ilmu Pengetahuan di bedakan dalam 2 hal, yaitu:
a.       Ilmu murni terlepas dari empiris (contoh: matematika)
b.       Ilmu empiris berdasarkan pengalaman, yang objeknya adalah gejala kehidupan (contoh: gejala hidup, situasi pendidikan)
Ilmu empiris dibagi di bagi atas ilmu alam dan ilmu rohani. Contoh ilmu rohani dalam berbicara, berbahasa, kesusastraan, mengajar-belajar, dan praktek mendidik. Dan ilmu rohani di bagi atas ilmu normatif dan ilmu deskriptif.
Ada pula pembagian yang bersifat teoritis dan praktis. Ilmu pendidikan termasuk ilmu pengetahuan empiris, rohani, normatif yang di angkat dari pengalaman pendidikan yang disusun teoritis dan digunakan secara raktis.
            Pandangan filsafat memiliki pengaruh terhadap konsep dan praktek pendidikan,hal ini di karenakan pandangan filsafat yang dapat menentukan nilai luhur suatu pendidik. Nilai yang di junjung tinggi dalam pandangan seseorang bahkan bangsa yang dijadikan norma atau kriteria untuk mendidik. Norma ini biasanya tergambar dalam rumusan tujuan pendidikanya. Ilmu pendidikan diarahkan pada perbuatan mendidik yang bertujuan yang nilainya bersifat normative. Maka di simpulakan bahwa “Ilmu pendidikan adalah ilmu yang bersifat normative”.
Ilmu mendidik boleh disebut ‘Ilmu yang praktis’ sebab di tujukan kepada praktek dan perbuatan yang mempengaruhi anak didik. Pemikiran  teoritis disusun dalam satu sistem pendidikan yang biasa di sebuat ilmu mendidik teoritis/ilmu mendidik sistematis. Ilmu mendidik sistematis mendahului ilmu mendidik histories, yang nantinya akan memberikan bantuan dan memperkaya ilmu mendidik sistematis.
Ilmu pendidik itu adalah ilmu yang memerlukan pemikiran teoritis, beberapa dimensi  yang diperlukan antara lain:
a.       Pengetahuan diri sebagai pendidik
b.       Pengetahuan tentang tujuan pendidikan
c.       Pengetahuan tentang anak didik
d.       Cara mendidik anak yang benar dan menyenangkan
e.       Pengetahuan martabat anak
Dapat disimpulkan  bahwa ilmu pendidikan mmerlukan pemikiran teoritis yang disusun teratur dan sistematis. Unsur pokok  pemikiran bersifat teoritis antara lain;
1.       Tujuan pendidikan
2.       Faktor kondisi yang ingin di didik

E.     PENDEKATAN ILMIAH TERHADAP PENDIDIKAN
Pendekatan ilmiah terhadap pendidikan,yaitu suatu ospek pendekatan terhadap pendidik,menggunakan ilmu untuk mempelajari,menelaah serta memecahkan masalah pendidikan,teori pendidikan dengan pengetahuan di sebut “science of education”cara kerja menggunakan prinsip metode pengetahuan
Science of education menghasilkan ilmu pendidikan sebagai terapan dari ilmu dasarnya,mempelajari proses-proses psikologi,sosiologi,proses sosiokultural,proses ekologis,karena akan mempengaruhi dan mementukan pendidikan.
Berbicara tentang ilmu,dapat kita lihat sebagai suatu proses dan sebagai suatu hasil dari proses tadikarena berfikir mempunyai inti untuk memecahkan sebuah masalah degan metode objectif dan reflektif,ilmu pengetahuan itu berfikir objectif tujuanya untuk menggambarkan dan menafsirkan fakta,ilmu pengetahuan itu netral tidak di pengaruhi oleh suatu sifat kedirian,Verifikasi yang dihasilkan oleh ilmu pengetahuan di lakukan dengan cara mengujinyah dalam praktek berdasarkan penginderaan filsafa menggunakan hasil ilmu pengetahuan,Verifikasi dengan filsafa dengan jalan melalui akal pikiran yang didasarkan semua pengalaman insane.

F.     Relevansi Teori Pendidikan
Antara  teori dan praktek pendidikan merupakan 2 hal yang tidak dapat dipisahkan yang memiliki hubungan komplementer, dan saling mengisi satu sama lainnya. Kita perlu memahami teori pendidikan, karena dengan teori tersebut memberkan manfaat dalam hal:
1.       Memberi arah serta tujuan mana yang akan dicapai
2.       Untuk memperkecil kesalahan dalam praktek, atas dasar teori pendidikan diketahui mana yang boleh dan mana yang tidak boleh dilakukan
3.       Berfungsi sebagai tolak ukur, sejauh mana kita telah berhasil melaksanakan tugas dalam pendidikan itu.
Paling utama dalam pendidikan adalah  kepribadian dan kreatifitas pendidikan. Landasan kependidikan sebagai berikut:
  Itu sebabnya mengapa suatu upaya pendidikan tidak dapat dan tidak boleh dikemukakan  dalam bentuk resep atau aturan  yang tetap untuk dijalankan. Yang penting bukan resepnya, melinkan kepribadian dan kreatifitas pendidik sendiri. Pendidikan (walaupun harus didukung oleh ilmu pendidikan atau pedagogic) dalam pelaksanaannya lebih merupakan seni dari pada teori. “